JUANDA- JAKARTA, Penghapusan Ujian Nasional menjadi wacana yang terealisasikan akibat pandemi virus Corona yang sedang mewabah. Kebijakan menteri Pendidikan dan Kebudayaaan Nadiem Makarim berlaku bagi satuan pendidikan jenjang SMP dan SMA/ SMK di Indonesia. Penentuan dan pelaksanaan penilaian kelulusan akhirnya dikembalikan kepada sekolah masing-masing.
Lalu, Bagaimana dengan penentuan kelulusan SMK Santa Maria Jakarta ?
Sebuah penilaian akhir atau penentu kelulusan harus tetap digelar oleh satuan pendidikan di mana pun, walaupun bentuknya kembali kepada kebijakan institusi pendidikan masing-masing. SMK Santa Maria pada 30 Maret- 7 April 2020 tetap menjalankan Ujian Sekolah Berstandar Nasional Online yang pelaksanaannya tidak seperti biasa yaitu dari rumah masing-masing peserta didik begitu pun dengan pengawasan yang dilakukan secara online. Penilaian kelulusan tidak hanya bergantung pada nilai US yang diselenggarakan selama 7 hari semata, nilai-nilai rapor pada semester-semester sebelumnya turut memengaruhi penilaian akhir, juga ditambah dengan nilai saat melakukan praktik kerja lapangan, project-project dan praktik-praktik yang telah dilakukan.
Proses USBN Online SMK Santa Maria Jakarta
Selama tujuh (7) hari berlangsung USBN Online dapat terlaksana dengan baik dengan adanya jadwal yang terstruktur, peran orang tua yang memfasilitasi peserta didik selama ujian, maupun pihak sekolah yang terus memantau pelaksanaan dan mengingatkan siswa untuk tepat waktu dalam menjalankan ujian. Untuk pengawasan USBN online ini, tetap terpantau dengan bantuan Google Meet guru pengawas standby melihat setiap proses ujian yang berlansung. Ada pun mata pelajaran yang diujikan antara lain Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Bahasa Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Inggris, Matematika, Produk Kreatif dan Kewirausahaan, serta Teori Kompetensi Keahlian.
Sebuah Perjuangan Akhir Tanpa Pelukan
Hanya saling bertatap via layar komputer menjadikan ujian online di tahun 2020 sejarah tersendiri sejak 70 tahun dilaksanakannya Ujian Nasional. Sebagian peserta didik berkesan bahwa ujian kali ini menjadi sebuah perjuangan akhir tanpa pelukan, tanpa tatap muka dengan teman-teman seperjuangan, semua berjuang dari rumah masing-masing, hanya layar-layar persegilah yang menjadi saksinya, perjuangan yang cukup sedih untuk diingat dan akan dikenang sepanjang hidup.
Namun beberapa peserta didik juga melihat sisi positifnya bahwa, ternyata sistem pembelajaran maupun ujian online cukup praktis untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang, tapi tentu butuh pengorbanan dan modal yang tak sedikit. -red