INSTITUSI PENDIDIKAN SOCIOPRENEUR, CERDAS, MANDIRI, PENUH KASIH

Sejarah Santa Maria

Kampus Santa Maria, Juanda, Jakarta memiliki sejarah yang panjang dan berdiri pertama kali sejak jaman perang kemerdekaan

Pada tahun 1854 Monseigneur  P.M Vrancken Vikaris Apostolik dari Vikariat Batavia dipulau jawa telah membeli sebuah rumah besar di tepi jalan Noordwijk yang letaknya berhadapan dengan rumah istana gubernur jendral. Rumah yang menjadi biara pertama di Indonesia. Disebut juga sebagai biara besar (Groot Klooster). Di tahun 1896 kompleks biara berkembang meliputi biara, asrama, 18 ruang kelas, tiga ruang besar untuk pendidikan jasmani, keterampilan, seni suara dan satu ruang serba guna yang membentang dari jalan Noordwijk hingga jalan batu tulis.

Pada  7 Februari 1856, kapal Herman yang berlayar selama 140 hari dari Belanda berlabuh di Batavia. Sebenarnya tanggal 5 Februari kapal itu sudah sampai, tetapi karena diombang ambingkan ombak yang dahsyat maka tujuh orang suster Ursulin baru dapat mendarat 2 hari kemudian. Mereka tiba bersama tiga pastor praja yaitu: Pst Frassen, Pst Verhaag dan Diakon Van Ophoven. Vikaris Apostolik Batavia Mgr. Petrus Maria Vrancken lah yang meminta kerelaan Ursulin di Belanda untuk misi pertaman di pulau Jawa.

Ke tujuh Suster itu adalah: Sr Ursula Merteens, dari komunitas Maeseyck ditunjuk sebagai pemimpin kelompok kecil ini. Lalu Sr Marie Xavier Verhuyght, dari komunitas Haut Croix, Belgia. Ke lima Ursulin lain berasal dari Sittard yaitu: Sr Angèle Küippers, Sr Emmanuel Harris, Sr Jeanne Nieuwenhuyzen, Sr Marie Geraedts, dan novis Sr André van Gemert. Mereka tiba dengan gembira bercampur cemas, karena keadaan Sr Emmanuel yang sakit parah. Kemudian mereka diantar ke jalan Noordwijk (sekarang Jl. Ir. H. Juanda).  Tanggal 11 Februari 1856 malam akhirnya Sr Emmanuel meninggal dunia dan dimakamkan di makam Bidaracina.  

Sebanyak 3 putri masuk asrama pada tanggal 13 Mei sampai dengan Oktober 1856 asrama putri berjumlah 40 orang dan tanggal 1 Agustus mulai menerima 62 murid TK (Frobel School) sedangkan SD (Lagere School) menerima 295 murid. Antara tahun 1856-1863 lima suster dari kelompok pertama meninggal karena penyakit kolera dan typhus.  Maka datanglah 8 suster lagi tanggal 6 April 1858 untuk mengajar. Tahun 1881 dibuka Noormal School  (kemudian disebut SGA/SPG). Menyusul dibuka Meisjesschool pada tahun 1891 yaitu Sekolah Menjahit Khusus Putri. Sekolah ini merupakan cikal bakal SGKP-SKP, yang kemudian berubah menjadi SKKP-SKKA (Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama/Atas). Pada tanggal 3 Juli 1911 dibuka HBS dengan nama Sekolah Menengah Atas Ratu Emma. Namun adanya kebijakan pemerintah sekolah-sekolah itu ditutup satu per satu, yang terakhir SPG ditutup tahun 1991.

Kejadian penting di biara Jakarta-Juanda antara lain, peresmian dan pemberkatan Kapel tanggal 21 Januari 1924. Gedung SD 3 tingkat dibangun sekitar tahun 1935. Lalu dibuka kursus bahasa Jepang oleh tentara Jepang tanggal 2 Juni 1942, di tahun yang sama dibuka SR (Sekolah Rakyat) dengan bahasa Melayu pada tanggal 8 Juni. Setelah kemerdekaan, kembali resmi dibuka asrama putri dan sekolah. Ada sekolah TKK, 2 SR dengan bahasa Melayu dan Belanda,  SKKP/SKKA dan SGA mulai menerima siswa laki-laki, 16 Januari 1950. Tanggal 1 Agustus 1952, berdiri SMP Santa Maria, yang kemudian dibangun lagi dan diresmikan 21 Juli 1982. 

Antara tahun 1970-1990, bagian depan dari gedung Santa Maria di Jl. Juanda disewakan kepada orang lain. Uang sewanya digunakan untuk membeli rumah/biara di negeri Belanda bagi para suster misionaris yang kembali ke negaranya. Asrama putri dipindahkan ke gedung bagian dalam. Setelah diperbaiki, sejak tahun 2000, seluruh gedung dipakai sendiri untuk kebutuhan karya persekolahan.

Kampus Santa Maria sebagai sekolah dengan pendidik perempuan pertama di Indonesia Ursulin berperan aktif ikut mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Kampus Santa Maria ingin mewujudnyatakan suatu tatanan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan cita-cita kemerdekaan melalui karya pendidikannya.

Karya Kerasulan komunitas Santa Maria yang kini masih berlangsung adalah Asrama Putri, TK-KB (tahun 2011), SD, SMP dan SMK Santa Maria (Jurusan Boga dan Busana) dan mulai tahun ajaran 2014/2015 bertambah dengan Jurusan Multimedia (MM) dan ada café untuk unit produksi. Tahun ajaran 2018/2019 ada bertambah jurusan Perhotelan.  Tag-line  Renstra tahun 2010-2015 : Cerdas-Mandiri-Penuh Kasih. Renstra/ RJP tahun 2015 – 2020   : Kampus Santa Maria “Menjadi Institusi Pendidikan Sosiopreneur Cerdas, Mandiri, Penuh Kasih”. Dengan Value Propsition : Sosiopreneur Cerdas Mandiri, Penuh Kasih.

Setiap karya pendidikan Ursulin semakin berkembang dengan mengacu pada peraturan-peraturan pemerintah dalam setiap strategi pendidikannya namun tetap berjalan beriringan dengan semangat Santa Angela mengutamakan Ke Indonesiaan, Negara Pancasila, Kebhinekaan.

Sedangkan Yayasan Nitya Bhakti baru berdiri beberapa dekade selanjutnya. Berdirinya Yayasan Nitya Bhakti dapat terhitung sejak April 1958  ketika Kantor Wali Gereja memberikan instruksi agar semua biara mendirikan yayasan untuk sekolah yang dikelolanya, agar keberlangsungan sekolah dan biara tetap terjamin. Pada 29 Mei 1985 dengan akte notaris berdirilah Yayasan Nitya Bhakti. Nitya Bhakti  berarti “Senantiasa Berbakti”. Ketua yayasan pertama saat itu adalah Sr. Inigo Prawirataroena OSU.

Di tahun berdirinya yayasan NItya Bhakti 1958, proses Indonesianisasi terjadi, biarawan/wati dari luar Indonesia tidak diijinkan berkarya di Indonesia. Hal ini memberi dampak positif dengan terpakainya tenaga-tenaga asli Indonesia sehingga karya kerasulan lebih maksimal. Hal ini pun berdampak pada tenaga kependidikan yang mengajar di sekolah katolik haruslah benar-benar warga negara Indonesia.

History Wall

Sejarah Karya Pendidikan Suster Ursulin di Indonesia