Museum Santa Maria

Sejarah Museum Santa Maria

Museum Santa Maria, Jalan Juanda Jakarta diresmikan pada 6 Februari 2011, bersamaan dengan perayaan 160 tahun biara Ursulin. Dengan mengambil tema “1856 Awal Mahakarya Ursulin”, launching dibuka dan diberkati oleh pastor paroki Katedral, Rm. Bratakartana, SJ. Para undangan yang datang antara lain, Sr. Jeanne Hartono, OSU, perwakilan dari Provinsialat Bandung, Sr. Luciana, pemimpin rumah sebelumnya, dan suster-suster dari beberapa komunitas.

Museum biara “mungil” ini (kalau dibandingkan dengan museum-museum lain yang selama ini pernah dikenal) terletak di dalam kompleks biara Ursulin Santa Maria, Jakarta Pusat. Para tamu masuk melalui tengah-tengah biara untuk sampai ke museum. Sekarang bisa juga lewat front office dari Jalan Juanda 29.

Apa yang menarik dari museum ini?

Semangat dan keunikan apa yang bisa ditimba dari museum ini? 

Komunitas Ursulin adalah komunitas suster pertama yang diundang oleh Vikaris Apostolik Batavia (1848-1871), Uskup Diosesan Mgr. Vrancken, untuk mendidik anak-anak perempuan yang selama ini terlantar dan tidak mendapat pendidikan. Bukan tanpa alasan beliau membujuk dan mengundang Ursulin asal Sittart untuk berkarya dan membuka sekolah di Batavia karena Mgr. Vrancken sendiri berasal dari Sittart-Belanda. Beliau menganggap Ursulin “berhasil” mendidik anak-anak perempuan di Belanda dan juga di negara-negara Eropa yang lain. Keyakinan dan kedekatan itulah yang menumbuhkan kepercayaan. Lalu kepercayaan itu pula yang menimbulkan keberanian Ursulin untuk menanggapi undangan tersebut. Meskipun harus menempuh 140 hari lamanya berlayar menuju tanah asing, tujuh Suster Ursulin dengan tekad luar biasa akhirnya sampai di tanah terjanji, Indonesia. Semangat itu bisa dirasakan dari peninggalan mereka di Ruang Awal dan di Kamar Pimpinan museum ini. Kebesarannya bukan terletak pada pribadi masing-masing Ursulin, namun pada karya tangan Tuhan sendirilah yang membuat segala sesuatu yang nampak tidak mungkin menjadi mungkin.

Visi dan Misi Museum Santa Maria

Menjadi tempat edukasi, riset dan hiburan yang menyajikan sumber informasi sejarah awal biarawati pertama bagi siswa Ursulin khususnya dan para siswa katolik umumnya, serta menjadi saksi keberadaan para suster / pendidik pendahulu bagi generasi berikut.

  • Memelihara koleksi berbagai artefak peninggalan para suster pendahulu dan berbagai peralatan sekolah Ursulin zaman itu.
  • Menyajikan informasi pendidikan sehubungan dengan sejarah awal kedatangan biarawati pertama di Indonesia.
  • Mendisplay koleksi artefak untuk kebutuhan riset.
  • Mengikut sertakan dan menghibur para pengunjung dengan media interaktif.
  • Menghidupkan kembali mainan mainan kuno, yang pernah para suster lakukan selama rekreasi bersama.

Jam Buka

Senin - Jum'at

08.00 - 14.00

Sabtu

08.00 - 13.00

Minggu / Hari Libur Nasional

Sesuai Perjanjian

Video Kegiatan