Ujian Sekolah Berstandar Nasional Online di SMP Santa Maria Jakarta telah digelar. Ujian dimulai pada 14 April 2020 dan berakhir pada 18 April 2020. Ujian berbasis CBT (Computer Based Test) dimana media ujiannya adalah komputer. USBN online dijalankan di rumah masing-masing sesuai dengan peraturan untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus Corona.
Sistematika USBN online SMP Santa Maria selain dengan menggunakan CBT, dalam sistem pengawasan menggunakan sarana Google Meet sehingga anak dapat dipantau selama mengerjakan ujian. Beberapa mata pelajaran yang diuji dalam USBN Online yaitu Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, PJOK, Seni Budaya dan Prakarya.
Pelaksanaan ujian secara keseluruhan berjalan lancar, panitia ujian beserta pengawas dan proktor dengan sigap menghadapi kendala yang terjadi. Hal ini juga berkat adanya simulasi dan try out sebelum ujian baik bagi peserta didik maupun pendidik yang terus menerus dilakukan. Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaan ujian, hanya beberapa masalah menyangkut jaringan dan kuota, pelaksanaan ujian online tentu memakan kuota internet yang cukup banyak, sehingga ketersediaan kuota harus terus diperhatikan selama berlangsungnya ujian, jaringan yang tidak stabil terkadang turut mengganggu ujian.
USBN online kali ini meninggalkan kesan tersendiri bagi yang berproses di dalamnya, bagi peserta didik yang mengikuti USBN online merasa bersyukur walau hanya melalui layar masih bisa berjuang bersama, melihat wajah teman-teman dan guru. Anak-anak juga merasa betul-betul dipercaya harus bekerja jujur dengan pengawasan yang minim. Dengan ujian di rumah ada keringanan bagi yang rumahnya jauh dari sekolah, karena tidak harus bangun terlalu pagi untuk kesekolah. Walaupun demikian tak dapat dipungkiri adanya rasa sepi karena tidak dapat bertemu dengan teman-teman, harus bekerja sendiri di rumah.Sedangkan bagi pengawas,
Tidak hanya berkesan bagi peserta didik, bagi pengawas USBN pun hal ini dilihat sebagai pengalaman yang baru, yang mengharuskan mereka belajar memanfaatkan teknologi untuk menghadapi masalah, juga moment yang sekaligus menguji kejujuran peserta didik, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri dalam pengawasan yang dijalankan, melihat ujian berjalan teratur dan anak-anak dengan jujur mengerjakan ujian.
Semua berharap agar hasil ujian tetap maksimal dan terbaik, untuk ke depannya agar tidak ada ujian online di rumah mengingat banyaknya peserta didik yang tidak semuanya memiliki fasilitas untuk ujian, juga secara teknis ujian dari rumah lebih sukar dan rentan jika jaringan internet tidak mendukung. Menjadi harapan bersama agar wabah Corona dapat segera berakhir dan semua kembali seperti sedia kala.